12 Penyakit Paling Aneh dan Langka di Dunia
![penyakit aneh](https://hellosehat.com/wp-content/uploads/2016/09/penyakit-aneh.jpg)
Ketika membicarakan tentang penyakit aneh, yang mungkin terlintas dalam pikiran adalah albinisme hingga Zika.
Tapi, dunia penyakit ini tampaknya tak terbatas.
Tapi, dunia penyakit ini tampaknya tak terbatas.
Beberapa dari daftar ini mungkin sama sekali tidak pernah
Anda dengar sebelumnya, namun mereka ada dan merupakan kondisi medis
nyata, mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka yang tidak cukup
beruntung untuk memiliki gejalanya. Pada beberapa kasus, pilihan
pengobatan mungkin tersedia, namun tidak untuk lainnya. Bahkan,
mayoritas tidak memiliki pengobatan yang dikenal dan masih membuat
bingung para dokter di mana-mana.
1. Persistent sexual arousal syndrome: bergairah tanpa henti
Bayangkan berada di ambang orgasme
hampir setiap saat Anda beraktivitas. Kedengarannya aneh? Tidak untuk
mereka yang menderita kondisi neurologis (mungkin juga hormonal) langka
nan aneh ini. Persistent Sexual Arousal Syndrome ditandai dengan
kebangkitan gairah pada area genital terus menerus tanpa henti dan
mengganggu, yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan hasrat seksual
dan/atau stimulasi seksual. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja tanpa
memandang usia atau jenis kelamin, sangat melemahkan dan memalukan
hingga membuat orang-orang yang menderita kondisi ini memiliki
kecenderungan bunuh diri.
Meskipun tidak ada penyebab yang pasti telah ditetapkan
sejauh ini untuk sindrom ini, para ilmuwan percaya bahwa
hipersensitivitas neurologis (saraf ultra sensitif di area genital) bisa
menjadi alasannya. Teori lain berkisar dari kemampetan vena organ
panggul hingga gangguan perilisan hormon prolaktin setelah orgasme,
hingga kekurangan produksi oksitosin dari kelenjar pituitari yang
terletak di dasar otak.
2. Exploding head syndrome: “ledakan bom” dalam kepala
Sebuah suara keras membangunkan Anda di malam hari atau
mengejutkan Anda hingga terlonjak begitu Anda tertidur. Panik lirik
kanan-kiri hanya untuk menyadari bahwa tidak ada satu hal pun yang
menyebabkan kebisingan — semua hanya ada dalam kepala Anda.
Exploding Head Syndrome terdengar seperti skenario dari
film horor, tapi ini sebenarnya kondisi medis serius yang mempengaruhi
ribuan orang di seluruh dunia. Gejala penyakit ini adalah peristiwa
tidur yang terkait dengan kilatan cahaya terang, sesak napas,
peningkatan denyut jantung, disertai suara yang terdengar seperti sebuah
bom meledak, tembakan pistol, benturan simbal, atau bentuk lain dari
suara keras dalam kepala seseorang ketika mencoba untuk tidur. Tidak ada
gejala sakit, bengkak atau aspek fisik lainnya.
Saat kepala “meledak”, situasi tersebut biasanya digambarkan sebagai proses shutdown
otak, mirip dengan komputer yang mati. Ketika otak pergi tidur, otak
akan “mati” secara bertahap, mulai dari aspek motorik, pendengaran, dan
saraf, yang disusul dengan visual — tapi kemudian ada sesuatu yang salah
dalam runutan proses tersebut. Sayangnya, bagi mereka yang menderita
dan yang telah pergi mencari bantuan, obat yang tersedia saat ini untuk
mengobati sindrom kepala meledak hanya mampu untuk mengecilkan volume
ledakan internal, tidak benar-benar menghentikan suaranya.
3. Progeria: umur 5 tahun, tampak seperti 80 tahun
Kulit keriput, gigi yang hilang, kebotakan. Jika Anda
telah hidup di dunia cukup lama, tiga hal ini niscaya akan menyambut
Anda di hari tua. Sementara usia lanjut memang tidak terelakkan,
anak-anak yang mengidap Progeria atau Hutchinson-Gilford Progeria
Syndrome 3 menunjukkan gejala-gejala klasik usia lanjut bahkan sebelum
mereka genap menginjak usia dua tahun.
Progeria disebabkan oleh cacat kecil tunggal dalam kode
genetik anak, tetapi memiliki konsekuensi yang merugikan dan
memutarbalikkan hidup seseorang. Seiring dengan proses normal dari
tumbuh kembangnya, anak juga mengembangkan sejumlah gejala fisik yang
mencolok.
Meskipun secara mental, usia mereka memang benar masih
anak-anak, anak dengan progreria secara fisik akan bertambah tua
layaknya orang-orang lanjut usia pada umumnya, mulai dari rambut yang
rontok dan menipis, kulit menua dan timbul keriput di sana-sini,
menderita kelainan sendi, hilangnya lemak di bawah kulit, dan seringnya
disertai dengan kebotakan dini dan pengeroposan tulang. Anak-anak dengan
sindrom ini juga menampakkan karakteristik fisik mata menonjol, hidung
tipis dengan ujung berparuh, bibir tipis, dagu kecil, dan telinga
mencuat. Banyak dari anak-anak ini juga mengembangkan penyakit yang
biasanya terkait dengan usia lanjut, seperti penyakit jantung dan arthritis. Mereka mengalami pengerasan arteri akut (arteriosclerosis) yang dimulai pada masa kanak-kanak, menyebabkan serangan jantung atau stroke pada usia muda.
Progreria adalah kondisi yang mengancam jiwa. Rata-rata,
anak yang lahir dengan penyakit ini tidak akan bertahan hidup melewati
usia 13 tahun. Progeria sangat langka, hanya ada sekitar 48 orang yang
hidup dengan kondisi ini di seluruh dunia. Namun, ada sebuah keluarga
yang memiliki lima anak dengan penyakit aneh ini.
4. Stone Man’s disease: tumbuh tulang baru di dalam tubuh
Secara medis dikenal sebagai Fibrodysplasia Ossificans
Progressiva (FOP), Stone Man’s disease adalah salah satu kondisi genetik
yang paling langka, paling menyakitkan, dan paling melumpuhkan. Stone
Man’s disease digambarkan sebagai mutasi dari mekanisme perbaikan tubuh
di mana akan muncul pertumbuhan tulang baru di tempat otot, tendon,
ligamen, dan jaringan ikat lainnya yang cedera seharusnya berada.
Tulang-tulang ini berkembang di seluruh sendi sehingga membatasi gerakan
dan membentuk kerangka kedua, mengubah mereka menjadi patung hidup.
Sayangnya, tidak ada pengobatan efektif untuk kondisi ini,
selain obat penghilang rasa sakit umum. Trauma dan cedera sekecil
apapun, hingga operasi — bahkan hal sesederhana seperti suntikan — dapat
menyebabkan tulang untuk mulai tumbuh. Penyakit genetik ini bisa
menyerang etnis, ras, dan gender apapun, dan hanya terjadi
pada satu dari dua juta orang. Di seluruh dunia, hanya ada 800 kasus
yang terkonfirmasi.
5. Xeroderma Pigmentosum: vampir di dunia nyata
Manusia membutuhkan sinar matahari untuk mensintesis
vitamin D, tapi terlalu banyak paparan sinar UV dapat merusak kulit.
Sekitar 1 dari 1 juta orang memiliki xeroderma pigmentosum (XP) dan
sangat sensitif terhadap sinar UV. Orang-orang ini harus benar-benar
terlindungi dari sinar matahari, atau akan mengalami sunburn ekstrim dan
kerusakan kulit.
Xeroderma pigmentosum (XP), salah satu dari kelompok
gangguan yang dikenal sebagai porfiria, disebabkan oleh mutasi resesif
langka dari enzim perbaikan eksisi nukleotida. Saat berfungsi normal,
enzim ini akan mengoreksi DNA yang rusak akibat radiasi sinar UV. Pada
individu pengidap XP, enzim ini gagal bekerja sehingga kerusakan DNA
menjadi permanen dan terakumulasi.
Gejala biasanya pertama kali muncul pada anak usia dini,
ditandai dengan kulit melepuh terbakar parah setelah hanya beberapa
menit dari paparan. Wajah dan kulit yang terpengarhu meampakkan
bintik-bintik kemerahan, serta kondisi kulit kering dan perubahan warna
kulit. Sayangnya, individu dengan XP memiliki kesempatan tinggi
mengembangkan kanker kulit. Tanpa perlindungan yang tepat, hampir
setengah dari semua anak yang memiliki XP akan mengembangkan beberapa
jenis kanker kulit pada usia 10 tahun. Mata juga menjadi merah, kabur,
dan teriritasi dari paparan UV. Diperkirakan bahwa hanya satu dari
250.000 orang di Eropa dan Amerika Serikat memiliki XP. Meskipun ada
beberapa perawatan yang tersedia, pencegahan terbaik dari kerusakan
parah hanyalah tinggal di kegelapan dan menjauhi diri dari sinar
matahari, seperti vampir.
6. Cotard’s delusion: zombie di dunia nyata
Cotard’s delusion, alias Sindrom Mayat Berjalan (Walking
Corpse Syndrome), adalah gangguan mental pangka di mana seseorang
meyakini sepenuh hati bahwa ia dimutilasi, kehilangan salah satu anggota
tubuhnya (misalnya otak), atau benar-benar mati — terkadang dalam
beberapa cara yang tidak masuk akal, seperti semua darah dalam tubuhnya
dikuras habis, rohnya diambil oleh setan, atau semua organ tubuhnya
sudah dipreteli.
Khayalan ini biasanya berkembang hingga ke tingkat orang
tersebut mungkin mengklaim bahwa ia dapat mencium dagingnya sendiri
membusuk atau merasakan cacing merayap di kulitnya. Fenomena terakhir
adalah pengalaman berulang yang dapat terjadi pada penderita kurang tidur kronis
atau menderita psikosis amphetamine/kokain. Ironisnya, beberapa lainnya
menunjukkan delusi keabadian, percaya bahwa mereka tidak bisa mati
(karena memang sudah mati, menurut mereka), yang dapat sangat mudah
menyebabkan percobaan bunuh diri yang tidak disengaja.
Penderita cenderung untuk tidak makan atau mandi, dan
mereka sering menghabiskan waktu di kuburan, dengan alasan ingin berada
di antara “kaum” mereka sendiri.
Kondisi ini paling umum di antara penderita skizofrenia
dan orang-orang yang pernah menderita trauma kepala. Cotard’s delusion
telah dikaitkan dengan disfungsi di area otak yang bertanggung jawab
untuk mengenali dan menghubungkan emosi dengan wajah, termasuk wajah
mereka sendiri. Hal ini menyebabkan pemisahan emosional keseluruhan dan
menghilangkan rasa identitas pribadi ketika penderita melihat tubuh
mereka. Obat dapat digunakan untuk mengobati kondisi tersebut, meskipun
terapi electroconvulsive telah bekerja lebih baik dalam beberapa kasus.
7. Alien Hand: Tangan memiliki kehidupan sendiri
Sindrom “Tangan Alien” digambarkan sebagai suatu kondisi
di mana walaupun si pemilik tangan memiliki sensasi penuh pada tangan
bermasalahnya, mereka tidak bisa mengendalikan gerak-geriknya
seolah-olah tangan tersebut merupakan sebuah entitas terpisah dari
tubuhnya, yang memiliki jalan pikiran terpisah dari induknya.
Para peneliti percaya bahwa ini adalah efek samping dari
operasi otak atau pemisahan dari lobus di otak. Mereka menemukan bahwa
pada pasien dengan sindrom ini, otak kiri dan kanan otak mereka
masing-masing mampu bergerak atas kemauan independen. Kadang, sebuah
efek samping yang jarang terjadi akibat cedera otak atau bedah
pengangkatan dari corpus callosum adalah ketidakmampuan untuk mengontrol
tindakan salah satu satu tangan.
Tidak ada terapi pengobatan yang dikenal, namun memberikan
sisi tangan tersebut sesuatu untuk digenggam akan cukup untuk
membuatnya terdistraksi sementara waktu. Sebuah studi yang diterbitkan
dalam jurnal Neurologist mengungkapkan bahwa suntikan toksin botulinum
dapat membantu mengelola sindrom ini.
8. Jumping Frenchmen disorder: latah berlebihan
Jumping Frenchmen disorder adalah gangguan yang sangat
langka, ditandai dengan reaksi kejut yang luar biasa ekstrim saat kaget.
Reaksi kejut adalah kejadian alami, normal, respon cepat tanpa sadar
untuk stimulus tiba-tiba atau tak terduga (misalnya, suara berisik
tiba-tiba atau perintah tiba-tiba).
Namun, reaksi dari gangguan ini bukan hanya tersentak
ketika seseorang menyelinap di belakang Anda. Reaksi bisa sangat luar
biasa menyebabkan penderitanya melompat tak terkendali, mengayunkan
tangan dengan heboh, berteriak hingga menanis, mengulangi kata-kata
(latah/echolalia), tanpa sadar meniru gerakan, sumpah serapah atau
mengucapkan kata-kata cabul, bahkan mungkin sampai terjatuh kaku akibat
dikagetkan. Selain itu, beberapa individu yang terpengaruh kondisi ini
mungkin menunjukkan ketaatan otomatis atau “dipaksa” setelah mendapatkan
respon kejut, di mana mereka secara otomatis merespon perintah
sederhana seperti melompat, berlari atau memukul. Biasanya, orang-orang
tidak akan menanggapi perintah tersebut. Intensitas respon “latah” dapat
dipengaruhi oleh frekuensi kekagetan serta kelelahan, stres atau
ketegangan emosional. Seorang individu yang terkena harus kaget dalam
rangka untuk menunjukkan reaksi di atas.
Penyebab pasti dari Jumping Frenchmen disorder tidak
diketahui. Satu teori adalah bahwa gangguan tersebut terjadi karena
adanya respon terkondisi ekstrim untuk situasi tertentu yang dipengaruhi
oleh faktor budaya.
9. Riley-Day Syndrome: manusia super kebal rasa sakit
Riley-Day syndrome, dikenal sebagai Familial dysautonomia
atau hereditary sensory neuropathy type 1 (HSN), adalah kondisi mutasi
genetik turunan langka yang mempengaruhi sistem saraf otonom penghubung
otak dan sumsum tulang belakang pada otot dan sel yang mendeteksi
sensasi penginderaan, seperti sentuhan, bau, dan rasa sakit. Kemampuan
untuk merasakan nyeri dan suhu sangat terganggu, terkadang hingga ke
titik di mana individu tersebut benar-benar tidak mengalami rasa sakit
sama sekali.
Untuk benar-benar menunjukkan tanda-tanda memiliki
kondisi, bagaimanapun, gen yang relevan harus diturunkan oleh kedua
pihak orang tua. Kondisi ini juga disertai oleh sering muntah-muntah dan
kesulitan menelan.
Karena HSN menyebabkan hilangnya sensasi nyeri, bukan
barang baru lagi bagi penderitanya untuk menderita patah tulang acak dan
bahkan nekrosis, yang menghasilkan kematian jaringan tubuh. Orang
dengan HSN bahkan bisa memutuskan anggota badan mereka atau menggigit
lidah mereka tanpa merasakan sedikit pun rasa sakit. Insensitivitas
terhadap rasa sakit dan nyeri dapat mengancam jiwa dalam banyak situasi,
dan karena cedera dan luka mungkin terus dibiarkan tanpa diobati, bisul
dan infeksi adalah efek samping yang umum.
10. Foreign Accent Syndrome: tiba-tiba lancar seribu bahasa
Aksen dapat mengungkapkan banyak informasi tentang asal muasal seseorang, dan banyak orang yang telah mencoba berbicara bahasa asing
selain bahasa ibu mereka sendiri. Namun, beberapa orang dapat
mengembangkan suatu kondisi yang menyebabkan mereka tiba-tiba fasih
berbahasa asing dan tidak terkendali, bahkan jika mereka tidak pernah
mempelajari atau mengunjungi daerah asal bahasa itu sebelumnya.
Seringkali, beberapa jenis aksen berbeda dapat “keluar” di waktu yang
berbeda, atau dapat tercampur aduk dalam satu waktu.
Individu yang mengidap kondisi ini tidak hanya mengubah
aksen dan nada suara mereka, namun juga mengubah penempatan lidah saat
berbicara. Penyakit aneh nan langka ini biasanya muncul sebagai efek
samping setelah stroke, migrain parah, atau cedera otak lainnya.
Satu-satunya pengobatan yang tersedia untuk kondisi ini adalah terapi
wicara ekstensif untuk melatih otak berbicara dengan cara tertentu.
11. Hypertrichosis: manusia serigala
Satu lagi tema film horor yang “menginspirasi” deskripsi
dari penyakit langka ini. Dikenal sebagai cognital hypertrichosis
lanuginose, mereka yang lahir dengan kondisi bawaan ini memiliki
pertumbuhan rambut terlalu cepat dan banyak akibat mutasi genetik,
sehingga menutupi tubuh, termasuk wajah. Inilah alasan mengapa
hypertrichosis juga umum disebut sebagai sindrom “manusia serigala” —
tanpa gigi taring dan cakar tajam menyeramkan.
Kondisi ini juga dapat diakibatkan oleh efek samping dari
pengobatan anti-botak, meskipun beberapa kasus lainnya terjadi tanpa
sebab yang diketahui. Pilihan pengobatan termasuk metode hair removal
umum, meskipun bahkan waxing dan perawatan laser biasa tidak memberikan
hasil yang tahan lama.
12. Epidermodysplasia Verruciformis: Si manusia pohon
Epidermodysplasia verruciformis, juga dikenal sebagai
penyakit “manusia pohon”, sangat langka dan genetik. Penderitanya
memiliki banyak makula abnormal merah-coklat, dengan permukaan bersisik
dan sedikit terangkat, dan memiliki tepian kasar dan tidak beraturan
(seperti akar phon) pada wajah, leher, dan tubuh. Beberapa kasus
memiliki lesi terbatas hanya di satu bagian tubuh.
Lesi ini disebabkan oleh infeksi dari subtipe dari human
papillomavirus (HPV). Secara umum, virus ini tidak menyebabkan lesi
apapun, tapi pada individu yang mendidap Epidermodysplasia
verruciformis, virus HPV menyebabkan lesi ini. Pertumbuhan lesi
sebenarnya adalah kutil yang dapat diperburuk oleh paparan sinar
matahari. Sementara kutil ini mungkin jinak pada awalnya, namun mereka
dapat berubah menjadi ganas di kemudian hari. Gangguan ini dapat berubah
menjadi kanker kulit.
Sayangnya, tidak ada penanganan serius untuk EV telah
ditemukan. Satu-satunya terapi perawatan yang menjadi pilihan utama
adalah pembedahan pengangkatan jaringan, yang hanya mengelola gejala
namun tidak benar-benar menyembuhkan.
sumber
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/12-penyakit-aneh-di-dunia/
sumber
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/12-penyakit-aneh-di-dunia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar